Saturday, February 28, 2009

Kisah Anne

Ada pasangan suami istri yang sudah menikah selama beberapa tahun tetapi belum mempunyai anak. Sejak sepuluh tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan yang menentang ABORSI, karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi. Setelah bertahun-tahun menikah, akhirnya sang istri hamil. Pasangan ini sangat gembira mendengar kabar ini.

Dokter menemukan sang istri mengandung bayi kembar laki-laki dan perempuan. Alangkah bahagianya pasangan tersebut karena diberkahi dua bayi sekaligus. Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Bayi perempuan dalam kandungan sang istri tersebut mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa bertahan hidup hingga masa kelahiran tiba. Kondisi bayi perempuan tersebut juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki-laki dan ibunya. Atas dasar ini, dokter menyarankan untuk dilakukannya aborsi demi kesehatan ibu dan bayi laki-lakinya.

Fakta harus dilakukan aborsi untuk bayi perempuan itu membuat pasangan ini menjadi depresi. Walaupun khawatir dengan kesehatan bayi laki-lakinya, mereka tetap bersikeras untuk mempertahankan bayi perempuan itu. “Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur nyenyak,” kata sang ibu disela tangisannya. Lingkungan disekitar mereka memberi dukungan moral dan mengatakan bahwa pasti ada tujuan positif dibalik kerapuhan seorang bayi perempuan.

Sang istri percaya pasti ada hal positif yang bisa dilakukan untuk ataupun oleh bayi perempuannya. Hal ini membuatnya lebih tabah. Pasangan tersebut berusaha menerima fakta yang menyakitkan ini, namun tidak lantas menyerah begitu saja. Mereka terus mencari berbagai informasi melalui internet, pergi ke perpustakaan dan menemui banyak dokter untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka. Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian. Banyak pasangan lain juga mengalami masalah serupa dengan mereka, dimana bayi mereka tidak dapat bertahan hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Namun, siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain?

Pasangan ini telah memberikan nama pada kedua bayi mereka sebelum mereka dilahirkan. Nama bayi-bayi tersebut adalah Jeffrey dan Anne. Pasangan tersebut terus berdoa agar bayi mereka sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa seharusnya mereka memohon untuk diberikan kekuatan agar mampu untuk menghadapi apapun yang terjadi, pasti ada hal positif dibalik semua kesulitan yang mendera ini.

Tak lama kemudian keajaiban terjadi. Dokter menyatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan tetapi ia hanya mampu bertahan hidup selama 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organ Anne pada bayi lainnya yang mengalami nasib serupa dengan Anne. Sekali lagi pasangan ini berlinang air mata. Mereka dihadapkan pada posisi sebagai orang tua yang tidak mampu menyelamatkan anaknya . Namun, mereka tetap bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan ini.

Hari kelahiran akhirnya tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada saat yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan hati-hati. Anne menatap ayahnya dan tersenyum dengan manis. Senyuman Anne tersebut tak akan pernah dilupakan ayahnya. Tak ada kata-kata yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut. Mereka sangat bahagia karena telah melakukan pilihan yang tepat, yaitu tidak mengaborsi Anne. Mereka bahagia menatap Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, tetapi juga sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja. Namun, keajaiban terjadi lagi. Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Hal ini memberikan kesempatan bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi, Anne ternyata tidak mampu bertahan setelah 6 jam.

Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ Anne. Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tersebut dan mengatakan bahwa donor yang mereka lakukan telah berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian. Pasangan tersebut akhirnya menyadari bahwa ini adalah hal positif yang ada dibalik kepahitan atas kehilangan Anne. Walaupun Anne hanya mampu bertahan hidup selama 6 jam, tetapi ia berhasil menyelamatkan 2 nyawa dan memberikan kehidupan serta kebahagiaan bagi kedua keluarga bayi yang berhasil bertahan hidup dengan organ Anne. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka dan Anne yang mungil akan selalu hidup dalam hati mereka.

Wanita yang mempertahankan untuk tidak membunuh bayinya yang mengalami kelainan walaupun kondisi kelainannya dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan kembarannya. Tidak sia-sia sang Ibu mempertahankannya, Anne dapat hidup beberapa jam dan walaupun kemudian meninggal, namun ia telah memberi kehidupan pada 2 bayi lain yang mengalami nasib serupa dengan Anne. Bila seorang bayi dapat memberi makna berarti dalam hidupnya yang singkat, mengapa banyak orang sibuk dengan keegoisannya sendiri tanpa peduli bahwa untuk kepentingan pribadinya, banyak orang yang dirugikan dan menderita karenanya.

No comments:

Post a Comment